Powered By Blogger

Search This Blog

Friday, December 31, 2010

Metode Tambang Batubara

Sistem Penambangan Batubara 

Sistem penambangan batubara ada 3, yaitu:
- Penambangan Terbuka (Open Pit Mining)
- Penambangan Bawah Tanah (Underground Mining)
- Penambangan dengan Auger (Auger Mining)

Penambangan batubara terbuka


Kegiatan dalam tambang batubara terbuka meliputi :
a. Persiapan daerah penambangan (clearing and grubbing)
b. Pengupasan dan penimbunan tanah humus atau tanah pucuk (topsoil removal and topsoil stock)
c. Pengupasan tanah penutup (excavation atau stripping)
d. Pemuatan dan pembuangan tanah penutup(overburden removal and dumping), penimbunan bisa inpit dumping atau backfilling dan outpit dumping atau waste dump

e. Penggalian batubara (coal mining)
f.  Pemuatan dan pengangkutan batubara (coal wining)
g. Penirisan tambang (dewatering / drainage management)
h. Reklamasi (reclamation)

Macam-macam tambang batubara terbuka


Conventional contour mining

Pada metode ini, penggalian awal dibuat sepanjang sisi bukit pada daerah di mana batubara tersingkap. Pemberaian lapisan tanah penutup dilakukan dengan peledakan dan pemboran atau menggunakan dozer dan ripper serta alat muat front end leader, kemudian langsung didorong dan ditimbun di daerah lereng yang lebih rendah (Gambar 1). 

Pengupasan dengan contour stripping akan menghasilkan jalur operasi yang bergelombang, memanjang dan menerus mengelilingi seluruh sisi bukit.  


Gambar 1 Conventional Contour Mining (Anon, 1979)


Block-cut contour mining

Pada cara ini daerah penambangan dibagi menjadi blok - blok penambangan yang bertujuan untuk mengurangi timbunan tanah buangan pada saat pengupasan tanah penutup di sekitar lereng. Pada tahap awal blok 1 digali sampai batas tebing (highwall/HW) yang diizinkan tingginya. Tanah penutup tersebut ditimbun sementara, batubaranya kemudian diambil. Setelah itu lapisan blok 2 digali kira-kira setengahnya dan ditimbun di blok 1. Sementara batubara blok 2 siap digali, maka lapisan tanah penutup blok 3 digali dan berlanjut ke siklus penggalian blok 2 dan menimbun tanah buangan pada blok awal.

Pada saat blok 1 sudah ditimbun dan diratakan kembali, maka lapisan tanah penutup blok 4 dipidahkan ke blok 2 setelah batubara pada blok 3 tersingkap semua. Lapisan tanah penutup blok 5 dipindahkan ke blok 3, kemudian lapisan tanah penutup blok 6 dipindahkan ke blok 4 dan seterusnya sampai selesai (Gambar 2). Penggalian beruturan ini akan mengurangi jumlah lapisan tanah penutup yang harus diangkut untuk menutup final pit atau final design.




Gambar 2 Block-Cut Contour Mining (Anon, 1979)

Haulback contour mining

Metode haulback ini (Gambar 3 dan 4) merupakan modifikasi dari konsep block-cut, dengan pengangkutan dan penimbunan material overburden. Sehingga metode ini membutuhkan ketelitian perencanaan dan operasi supaya efektif dalam menangani keselamatan serta produktivitas batubara dan overburden.

Ada 3 jenis peralatan yang sering digunakan, yaitu :
a. Truck atau front-end loader
b. Scrapers
c. Kombinasi dari scrapers dan truck 


  Gambar 3 Teknik Haulback Truck dengan menggunakan Front-End Loader (Anon, 1979)


Gambar 4 Haulback dengan menggunakan kombinasi scraper dan truk  (Chioronis, 1987)

Box-cut contour mining
Pada metode box-cut contour mining ini (Gambar 5) lapisan tanah penutup yang sudah digali, ditimbun pada daerah yang sudah rata di sepanjang garis singkapan hingga membentuk suatu tanggul-tanggul yang rendah yang akan membantu menyangga porsi terbesar dari tanah timbunan.


Gambar 5 Metode Box-Cut Contour Mining (Chioronis, 1987)

Mountaintop removal method
Metode mountaintop removal method ini (Gambar 6) dikenal dan berkembang cepat, khususnya di Kentucky Timur (Amerika Serikat). Dengan metode ini lapisan tanah penutup dapat terkupas seluruhnya, sehingga memungkinkan perolehan batubara atau coal recovery bisa 100%.


Gambar 6 Mountaintop Removal Method (Chioronis, 1987)

Area mining method
Metode ini diterapkan untuk menambang endapan batubara yang dekat permukaan pada daerah mendatar sampai agak landai. Penambangannya dimulai dari singkapan batubara yang  mempunyai lapisan dan tanah penutup dangkal dilanjutkan ke yang lebih tebal sampai batas pit.

Terdapat 3 cara penambangan area mining method, yaitu :

Conventional area mining method
Pada cara ini, penggalian dimulai pada daerah penambangan awal sehingga penggalian lapisan tanah penutup dan penimbunannya tidak terlalu mengganggu lingkungan. Kemudian lapisan tanah penutup ini ditimbun di belakang daerah yang sudah ditambang (Gambar 7).



Gambar 7 Conventional Area Mining Method (Chioronis, 1987)

Area mining with stripping shovel
Cara ini digunakan untuk batubara yang terletak 10 – 15 m di bawah permukaan tanah. Penambangan dimulai dengan membuat bukaan berbentuk segi empat. Lapisan tanah penutup ditimbun sejajar dengan arah penggalian, pada daerah yang sedang ditambang. Penggalian sejajar ini dilakukan sampai seluruh endapan tergali (Gambar 8).

 Gambar 8 Area Mining With Stripping Shovel (Chioronis, 1987)

Block area mining
Cara ini hampir sama dengan conventional area mining method, tetapi daerah penambangan dibagi menjadi beberapa blok penambangan. Cara ini terbatas untuk endapan batubara dengan tebal lapisan tanah penutup maksimum 12 m. Blok penggalian awal dibuat dengan bulldozer. Tanah hasil penggalian kemudian didorong pada daerah yang berdekatan dengan daerah penggalian (Gambar 9).



Gambar 9 Block Area Mining (Chioronis, 1987)

Open pit Method
Metode ini digunakan untuk endapan batubara yang memiliki kemiringan (dip) yang besar dan curam. Endapan batubara harus tebal bila lapisan tanah penutupnya cukup tebal.  

Lapisan miring
Cara ini dapat diterapkan pada lapisan batubara yang terdiri dari satu lapisan (single seam) atau lebih (multiple seam). Pada cara ini lapisan tanah penutup yang telah dapat ditimbun di kedua sisi pada masing-masing pengupasan (Gambar 10).
 
Gambar 10 Open Pit Method pada lapisan miring (Hartman, 1987)   

Lapisan tebal
Pada cara ini penambangan dimulai dengan melakukan pengupasan tanah penutup dan penimbunan dilakukan pada daerah yang sudah ditambang. Sebelum dimulai, harus tersedia dahulu daerah singkapan yang cukup untuk dijadikan daerah penimbunan pada operasi berikutnya (Gambar 11).
Pada cara ini, baik pada pengupasan tanah penutup maupun penggalian batubaranya, digunakan sistem jenjang (benching system). 

Gambar 11 Open Pit Method  pada lapisan tebal (Hartman, 1987)

Penambangan batubara bawah tanah


Metode penambangan batubara bawah tanah ada 2 buah yang populer, yaitu:
- Room and Pillar
- Longwall

Room and Pillar
Metode penambangan ini dicirikan dengan meninggalkan pilar - pilar batubara sebagai penyangga alamiah. Metode ini biasa diterapkan pada daerah di mana penurunan (subsidence) tidak diizinkan. Layout Metode Room and Pillar dapat dilihat pada Gambar 12. Penambangan ini dapat dilaksanakan secara manual maupun mekanis.

Gambar 12 Metode Room and Pillar
Longwall

Metode penambangan ini dicirikan dengan membuat panel-panel penambangan di mana ambrukan batuan atap diizinkan terjadi di belakang daerah penggalian. Layout Metode Longwall dapat dilihat pada Gambar 13. Penambangan ini juga dapat dilaksanakan secara manual maupun mekanis.

Gambar 13 Metode Longwall
Penambangan dengan Auger (Auger Mining)

Auger mining adalah sebuah metode penambangan untuk permukaan dengan dinding yang tinggi atau penemuan singkapan (outcrop recovery) dari batubara dengan pemboran ataupun penggalian bukaan ke dalam lapisan di antara lapisan penutup. Auger mining mulai sekitar tahun 1940-an. Auger mining adalah metode untuk mendapatkan batubara dari sisi kiri dinding tinggi setelah penambangan permukaan secara konvensional. Penambangan batubara dengan auger mining bekerja dengan prinsip skala besar drag bit rotary drill. Tanpa merusak batubara, auger mengekstraksi dan menaikkan batubara dari lubang dengan memiringkan konveyor atau pemuatan dengan menggunakan loader ke dalam truk.

Pengembangan dan persiapan daerah untuk auger mining adalah tugas yang mudah jika dilakukan bersamaan dengan pemakaian metode open cast atau open pit. Setelah kondisi dinding tinggi, auger drilling dapat ditempatkan pada lokasi. Kondisi endapan yang dapat menggunakan metode ini berdasarkan Pfleider (1973) dan Anon (1979) adalah endapan yang memiliki penyebaran yang baik dan kemiringannya mendekati horizontal, serta kedalamannya dangkal (terbatas sampai ketinggian dinding di mana auger ditempatkan, lihat Gambar 14 dan 15). 

Gambar 14 Auger Mining pada lapisan batubara dengan kemiringan lapisan rendah (Salem Tool Inc.,1996)

Gambar 15 Auger Mining pada lapisan batubara dengan kemiringan lapisan curam (Salem Tool Inc.,1996)

Auger Mining

 Auger mining adalah metode tambang terbuka untuk bahan galian yang dilakukan pada dinding-dinding ultimate pit limit.(Contoh : batubara).Auger mining akan menghasilkan lubang-lubang yang terbentuk pada dinding pit.
Metode ini menjadi pilihan alternatif sebelum putusan akhir memilih metode tambang bawah tanah (underground mining).Selain itu jika diusahakan dengan metode open pit mining biaya operasional sangat besar serta stripping ratio (sr) yang dihasilkan sangat tinggi, yaitu perbandingan bahan galian yang diambil dengan lapisan tanah penutupnya.
Auger mining jika dilakukan pada batubara yaitu arah penambangan searah kemiringan batubara (dip).Sebagai gambaran yaitu bahwa pada dinding (highwall) pit limit suatu open pit yang masih terlihat freeface batubara dilakukan proses penambangan dengan auger searah kemiringan batubara tersebut (dip).
Adapun di Indonesia metode ini pernah digunakan oleh PT. Indominco Mandiri di Sangatta Site, Kalimantan Timur yaitu pada seam 13.

Pit Limit Dan Optimasi Pit

Pit Limit atau Pit Shell adalah batasan optimum metode tambang terbuka pada tambang batubara.

Pit Limit atau Pit Shell sangat dipengaruhi oleh 4 faktor utama di bawah ini :

1. Biaya pemindahan lapisan tanah penutup batubara penutup atau over burden (OB) per bcm, ini merupakan parameter operasional

2. Biaya penambangan batubara atau coal mining per ton, ini merupakan parameter operasional

3. Harga jual batubara atau coal price per ton, ini merupakan parameter marketing 

4. Besaran iuran produksi, ini merupakan parameter regulasi pemerintah 

Di luar keempat faktor utama di atas tersebut hanya berpengaruh pada net present value (NPV).

Optimasi Pit adalah usaha untuk menentukan batas tambang yang terbaik atau ultimate pit limit dan mentukan cadangan optimum yang dapat memberikan net present value (NPV) maksimal.

Optimasi Pit sering menggunakan metode :
1. Metode Leareh-Grossman : untuk tambang bijih
2. Metode kerucut mengambang atau floating / moving cone : untuk tambang bijih
3. Metode penambahan ekspansi pit atau incremental pit expansion : untuk tambang batubara pada tambang terbuka

Variable Optimasi Pit :
1. Model geologi sumberdaya batubara
2. Model ekonomi

Tuesday, December 28, 2010

Double Set

Double set adalah posisi alat angkut / hauler berada sejajar berdampingan pada point loading saat alat gali mengisi muatan salah satu alat angkut / hauler tersebut.Syaratnya point loding luas sehingga saat double set jarak aman berdampingan alat angkut tersebut terpenuhi.

Bottom Loading

Bottom loading adalah posisi alat gali berada di bawah sementara material ob yang akan dibongkar / diloading berada di atas / sejajar kedudukan alat gali tersebut.


Top Loading

Top loading adalah posisi alat gali berada di atas sementara material ob yang akan dibongkar / diloading berada di bawahnya.

Monday, December 27, 2010

Overburden Removal

Overburden Removal 

Overburden removal adalah kegiatan pemindahan dan pengangkutan lapisan tanah penutup batubara ke tempat penimbunan.

Lapisan tanah penutup batubara berupa overburden (OB) maupun interburden (IB).

Lapisan tanah penutup batubara secara umum merupakan batuan sedimen, antara lain : batupasir (sandstone), batulempung (claystone), batugamping (limestone), napal, dll.

Tempat penimbunan lapisan tanah penutup batubara disebut disposal.

 Disposal ada 2 jenis yaitu : 
- Inpit Dump (IPD) atau Backfilling Dump (BFD) yaitu tempat penimbunan lapisan tanah penutup batubara di area bekas tambang yang sudah mined out.

- Outpit Dump (OPD) atau Waste Dump (WD) yaitu tempat penimbunan lapisan tanah penutup batubara di luar area penambangan aktif dan tidak menimbun area bekas tambang.

Gambar Outpit Dump (OPD) atau Waste Dump (WD)

Gambar Outpit Dump (OPD) atau Waste Dump (WD)


Gambar Inpit Dump (IPD) atau Backfilling Dump (BFD)

Gambar Inpit Dump (IPD) atau Backfilling Dump (BFD)


Metode overburden removal antara lain :
- Trucking yaitu penggalian tanah penutup batubara menggunakan alat gali berupa excavator jenis backhoe atau shovel dan pengangkutannya menggunakan dump truck atau off highway truck sampai ke disposal.

- Trucking and conveying yaitu kombinasi antara trucking seperti metode di atas selanjutnya dump truck atau off highway truck dumping ke hopper selanjutnya lapisan tanah penutup batubara diangkut menggunakan conveyor ke disposal.

- Conveying yaitu penggalian lapisan tanah penutup menggunakan bucket wheel excavator (BWE) dan pengangkutannya menggunakan conveyor ke disposal.

Sistem conveying ada 2 yaitu :
- IPCC (Inpit Crushing and Conveying), contoh : PT. Indominco Mandiri

- OPCC (Outpit Crushing and Conveying), contoh : PT. Adaro Indonesia




Sunday, December 26, 2010

Perawatan Jalan Angkut Batubara Menggunakan Laterit Kalimantan (Borneo Laterite)

Perawatan Jalan Angkut Batubara Menggunakan Laterit Kalimantan Atau Borneo Laterite

Perawatan jalan angkut batubara sangat penting dan wajib rutin dilakukan, untuk :
1. Keselamatan dan kesehatan kerja
2. Kelancaran produktivitas
3. Kelancaran coal flow

Pada kesempatan ini pembahasan artikel perawatan jalan angkut batubaranya mengenai pelapisan jalan angkut batubara atau surfacing.

Adapun material yang digunakan dalam pelapisan atau surfacing adalah laterit kalimantan atau borneo laterit.

Di beberapa daerah lainnya ada istilah atau nama lain selain laterit kalimantan, antara lain :
- Di Bontang disebut scroria atau samut
Di Berau disebut scoria atau red mudstone
- Di Kalimantan Selatan disebut laterit atau tanah laterit


Mengenai laterit kalimantan atau borneo laterite dapat dilihat pada video di bawah ini :






Tahapan pelapisan atau surfacing sebagai berikut :
1. Laterit ditumpah atau dumping pada segmen jalan yang diperbaiki


2. Selanjutnya laterit ditebar atau spreading dan diratakan


3. Selanjutnya laterit dipadatkan atau compacting





Friday, December 24, 2010

Parkir Mobil Tambang Atau Light Vehicle Di Area Tambang

Sahabatku,

Tambang merupakan kawasan atau area sangat berbahaya dan beresiko tinggi dan dapat menimbulkan kecelakaan tambang jika operasional di dalamnya tidak mengikuti prosedur ataupun aturan yang telah ditetapkan. 

Aktivitas parkir tidak aman merupakan salah satu faktor penting yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan di area tambang.

Dalam hal ini aktivitas parkir mobil tambang atau light vehicle (LV).

Beberapa faktor yang berpotensi menimbulkan kecelakaan saat parkir mobil tambang atau light vehicle (LV) sebagai berikut : 

- Pengemudi tergesa - gesa
- Parkir mundur tanpa melihat kondisi sekitar 
- Parkir pada jalur atau radius manuever alat berat
- Parkir parkir terlalu dekat dengan radius swing excavator
- Parkir dekat tebing atau jenjang
- Parkir dekat longsoran
- Parkir dekat kolam
- dll

Berikut tata cara parkir mobil tambang atau light vehicle (LV) by Raden Eko Kurniawan (Key Mining Blogspot) :


Parkir Di Permuka Kerja Atau Front Loading :

1. Parkir pada area lighting plant yang ada rambu wajib parkir.

2. Kontak positif 2 arah melalui radio komunikasi saat masuk front loading, izin ke pengawas lapangan serta operator alat gali dan jaga jarak minimal 50 meter dari alat gali besar atau big digger dan alat gali sedang atau medium digger serta jaga jarak minimal 30 meter dari alat gali kecil atau small digger.

Contoh big digger : 
- Komatsu PC 2000
- Komatsu PC 3000
- Komatsu SH 3000
- Hitachi EX 2500 
- Liebher 9400

Contoh medium digger : 
- Komatsu PC 1250
- Komatsu PC 850
- Hitachi EX 1200 
- Liebher 984
- dll

Contoh small digger : 
- Komatsu PC 200
- Komatsu PC 300
- Hitachi EX 350 
- Doosan 500
- Volvo EC 460
- dll

Hal ini untuk mengindari potensi terkena swing maupun tertabrak excavator tersebut.

3. Parkir pada jarak minimal 30 meter alat angkut dan alat support.

Contoh alat angkut :
- HD 785
- HD 1500
- Cat 777
- Euclid EH 1700
- Hino 500
- dll

Contoh alat support :
- Dozer D85
- Dozer D375
- MMU
- Lube Car
- Crane Truck
- dll

4. Parkir jangan di jalur atau radius manuever alat berat.

5. Parkir jangan di dekat tebing jenjang atau highwall. Minimal jarak 1 kali tinggi jenjang. Hal ini untuk menghindari longsoran dan jatuhnya batuan gantung.

6. Parkir jika selesai dan selanjutnya bergerak wajib membunyikan klakson :
- Start engine klakson 1x
- Bergerak maju klakson 2x
- Bergerak mundur klakson 3x

7. Parkir wajib rem tangan diaktifkan, mesin dimatikan, dan persneling dimasukkan pada gigi rendah atau low gear serta kunci wajib dicabut dan pintu wajib dikunci jika pengemudi turun. 

8. Parkir usahakan lampu tanda bahaya atau hazard lamp dinyalakan.

9. Parkir usahakan pada area rata atau datar.

10. Parkir jangan di area berlumpur, genangan air, retakan, patahan, dll.

11. Parkir jangan berada pada area beda ketinggian tanpa ada bundwall / safety berm / tanggul pengaman di area tersebut.

12. Parkir seri atau paralel jangan membuka pintu saat berada di dekat alat berat maupun sesama mobil tambang.

Parkir Di Jalan Tambang Dan Jalan Angkut :

1. Parkir jangan mengganggu kegiatan produksi.

2. Parkir jangan di area penyempitan, persimpangan, titik buta atau blindspot.

3. Parkir wajib rem tangan diaktifkan, mesin dimatikan, dan persneling dimasukkan pada gigi rendah atau low gear serta kunci wajib dicabut dan pintu wajib dikunci jika pengemudi turun. 

4. Parkir usahakan lampu tanda bahaya atau hazard lamp dinyalakan.

5. Parkir usahakan pada area rata atau datar.

6. Parkir jangan di area berlumpur, genangan air, retakan, patahan, dll.

7. Parkir jangan berada pada area beda ketinggian tanpa ada bundwall / safety berm / tanggul pengaman di area tersebut.

8. Parkir seri atau paralel jangan membuka pintu saat berada di dekat alat berat maupun sesama mobil tambang.

Parkir Di Disposal :

1. Parkir jangan mengganggu kegiatan produksi.

2. Parkir jangan di area penyempitan, persimpangan, titik buta atau blindspot.

3. Parkir wajib rem tangan diaktifkan, mesin dimatikan, dan persneling dimasukkan pada gigi rendah atau low gear serta kunci wajib dicabut dan pintu wajib dikunci jika pengemudi turun. 

4. Parkir usahakan lampu tanda bahaya atau hazard lamp dinyalakan.

5. Parkir usahakan pada area rata atau datar.

6. Parkir jangan di area berlumpur, genangan air, retakan, patahan, dll.

7. Parkir jangan berada pada area beda ketinggian tanpa ada bundwall / safety berm / tanggul pengaman di area tersebut.

8. Parkir seri atau paralel jangan membuka pintu saat berada di dekat alat berat maupun sesama mobil tambang.

9. Parkir jangan di jalur atau radius manuever alat berat.

10. Parkir pada jarak minimal 30 meter alat angkut dan alat support.


Parkir Di Area Pepohonan :

1. Parkir jangan berada di bawah atau di dekat pohon yang potensi tumbang baik dahan, batang, buah, dll.

2. Parkir jangan berada di area land clearing.

3. Parkir jangan berada di bawah atau di dekat pada sarang lebah atau tawon.

Parkir Di Area Ketinggian :

1. Parkir jangan berada pada area rawan bahaya hantaran petir.









CARA PARKIR MOBIL TAMBANG ATAU LIGHT VEHICLE YANG BENAR DAN SESUAI PROSEDUR MERUPAKAN SALAH SATU IMPLEMENTASI DAN KESADARAN TENTANG K3